Kelapa Dua Raya 189 Depok, Jawa Barat 16951 Indonesia
+(62) 856-93-010101 admin@geraidinar.com
Mon - Fri 8.30 - 16.00 National Holiday Closed

Dua kata ini memiliki pengucapan yang sangat mirip tetapi memiliki makna yang sangat berbeda. Leadership adalah kepemimpinan sedangkan Leader Sheep adalah domba pemimpin. Keduanya menjadi relevan untuk kita jadikan bahan dalam tulisan ini karena bulan-bulan ini bangsa yang besar ini tengah berada dalam kegamangan massal dalam memilih kepemimpinan nasional kita untuk lima tahun mendatang. Waktunya kita belajar Leadership dari Leader Sheep.

Dahulu desa-desa di Jawa bisa sangat dingin di pagi hari, maka sarung adalah pakaian multi purpose. Dipakai sebagai pakaian laki-laki umumnya di siang sampai sore hari, dan digunakan untuk selimut di malam sampai pagi hari. Tetapi ketika kain sarung masih menjadi barang mewah, tidak semua orang bisa membeli sarung dengan ukuran yang cukup. Maka dari sinilah muncul istilah ‘kemulan sarung’, kita harus ‘melipat tubuh’ kita agar sarung yang kependekan tadi cukup untuk menutupi seluruh tubuh kita.

Belum lama ini di telivisi disajikan  sebuah wawancara yang menarik tentang seorang walikota di negeri ini. Sepanjang wawancara berulang kali si walikota menangis ketika menceritakan penderitaan dan duka rakyatnya. Itulah empathy, kemampuan untuk bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Empathy adalah sesuatu yang barangkali kini langka di negeri ini, sesuatu yang sangat dibutuhkan kehadirannya oleh rakyat tetapi nyaris tidak ada lagi di negeri ini.

Di setiap krisis yang dihadapi bangsa ini, saya selalu ‘bermimpi’ guru imaginer saya Pak Kyai turut hadir menyelesaikannya. Maka seperti ‘mimpi-mimpi’ sebelumnya ketika negeri ini menghadapi krisis inflasi  , meningkatnya jurang antara si kaya dengan si miskin dan krisis bahan pangan, untuk kesekian kalinya saya ‘bermimpi’ Pak Kyai hadir kembali di sidang kabinet. Kali ini kejadian dalam ‘mimpi’ tersebut adalah ketika rangkaian PEMILU eksekutif 2014 telah berakhir, Presiden baru lengkap dengan seluruh jajaran menterinya baru dilantik.

Semalam saya diundang teman saya seorang profesor science dan mantan dekan perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Ada hal yang menarik sekali dari pernyataan beliau ini bahwa science saja ternyata tidak bisa menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi ini. Maka pak professor ini melalui organisasi sosial keagaamaan yang dipimpinnya, minta kami membantu menyiapkan sekolah untuk anak-anak sejak usia dini di lingkungan masjidnya. Lantas seperti apa kira-kira pengembangan science ke depan kalau begitu ?