Kelapa Dua Raya 189 Depok, Jawa Barat 16951 Indonesia
+(62) 856-93-010101 admin@geraidinar.com
Mon - Fri 8.30 - 16.00 National Holiday Closed

Tiga Pilihan Crude Oil Yang Lebih Bersih

Pekan depan masyarakat dunia mungkin harus hidup dalam new normal baru dalam kebutuhan bahan bakarnya. Awal November adalah masa berlakunya produksi minyak dari OPEC+ yang diturunkan sebesar 2 juta BPD. Jadi kita kudu siap-siap menerima kemungkinan gejolak baru dalam harga minyak dunia.

Tetapi sesungguhnya kita juga tidak harus terlalu bergantung pada ketersediaan dan keterjangkuan minyak dunia tersebut. Di negeri katulistiwa yang subur ijo royo-royo ini banyak peluang untuk menggantikan minyak bumi secara cukup, bahkan dengan pengganti yang lebih baik karena pengganti ini yang jelas lebih bersih dan selalu terbarukan.

Hasil serangkaian riset dan kajian kami terbaru, menempatkan setidaknya tiga pilihah minyak mentah terbarukan yang sangat mungkin kita produksi secara cukup dengan teknologi yang ada saat ini. Pilihan tersebut adalah sebagai berikut :



Pilihan pertama kami jatuh pada Synthetic Crude atau juga disebut Syncrude. Ini adalah hasil proses Fischer-Tropsch synthesis dari bahan baku Synthetic Gas (Syngas). Kami pilih sebagai pilihan pertama karena bahan Syngas-nya melimpah di sekitar kita, bisa berupa biomassa limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan, maupun limbah padat dan bahkan limbah cair perkotaan-pun bisa. Kelebihan lain dari Syncrude adalah sangat fleksible dalam menghasilkan sepenuhnya drop-in biofuels untuk menggantikan bensin, solar, jetfuel dan LPG yang semua hingga kini masih mengandalkan crude oil dari minyak bumi.

Pilihan kedua jatuh pada Crude Bio-Oil atau CBO, bahan baku-nya mirip dengan Syncrude hanya teknologi kami belum bisa mengolah limbah cair menjadi Bio-Oil yang efisien. Kekurangan lain dari Bio-Oil adalah bahan bakar yang dihasilkan tidak persis sama dengan bensin ataupun solar, hasilnya disebut Gasoline Like Fuel (GLF) dan Diesel Like Fuel (DLF). Namun CBO juga memliki keunggulan dalam hal proses yang lebih sederhana dan murah, hasilnya bisa menjadi bahan bakar yang sangat murah.

Pilihan ketiga kami jatuh pada Crude Vegetable Oil (CVO) khususnya adalah minyak nabati yang non-edible, tidak enak dimakan seperti minyak tamanu (Callophyllum inophyllum). Kekurangannya dibanding dua pilihan di atas adalah dari sisi biaya, CVO akan cenderung jauh lebih mahal ketimbang Syncrude apalagi dibandingkan dengan CBO. Namun kelebihannya juga ada, yaitu bila kita menanam pohonnya di daerah yang gersang, akan ada dampak lingkungan, carbon removal, perbaikan air tanah dlsb yang tidak ternilai harganya.

Walhasil mana saja yang kita pilih, insyaAllah akan sangat cukup menggantikan ketergantungan kita pada minyak bumi yang masih harus kita impor dalam jumlah yang terus meningkat. Dalam aplikasinya di lapangan, sangat mungkin kita akan butuh ketiganya, dan bisa mulai dari mana saja yang doable lebih dahulu.