Kelapa Dua Raya 189 Depok, Jawa Barat 16951 Indonesia
+(62) 856-93-010101 admin@geraidinar.com
Mon - Fri 8.30 - 16.00 National Holiday Closed
Karimunjawa : Net-Zero Islands
 
Kalau nantinya akan ada kepulauan yang bisa dijadikan model untuk pencapaian target Net-Zero paling dahulu di Indonesia atau bahkan di dunia, kepulauan Karimunjawa-lah yang akan paling layak untuk ini. Mengapa kepulauan ini? Kepulauan ini telah membangun tradisi sustainability yang usianya hampir enam abad.
Awalnya adalah di pertengahan abad 15 (1450-an), ketika seorang Sunan beruzlah di Gunung Muria (Sunan Gunung Muria), ketika menghadap ke utara "kremun-kremun" (dalam bahasa setempat artinya samar-samar) dia melihat gugusan pulau-pulau kecil. Sang Sunan kemudian khawatir kalau pulau-pulau ini tenggelam terabrasi air laut, meka kemudian mengutus putranya Syekh Amir Hasan untuk membentengi pulau tersebut dengan pohon yang disebut Nyamplung - yang artinya buahnya 'nyemplung' atau jatuh ke laut.
Pulau yang nampak "kremun-kremun' dari Jawa inilah yang akhirnya bernama resmi Karimunjawa. Adapun pohon yang ditanam tersebut diberi nama Nyamplung atau nama internasionalnya Tamanu dan nama ilmiahnya Calophyllum inophyllum. Ketika dunia kini memiliki visi untuk suatu saat di tahun 2050 - tepat enam abad sejak Sunan Muria melihat 'kremun-kremun' di laut Jawa yang kemudian dilestarikannya, maka pulau ini paling layak untuk menyandang role model sustainability itu - kepulauan ini memiliki story yang indah untuk diceritakan sebagai awal mula pemikiran tentang sustainability.
Tetapi lebih dari sekedar cerita, pohon yang dtanam oleh Syekh Amir Hasan - yang kemudian disebut Sunan Nyamplungan - ternyata adalah pohon yang mengandung minyak sangat tinggi, yaitu lebih dari 70% dari kernelnya. Minyaknya non-edible, jadi perfect untuk dijadikan bahan bakar yang tidak bersaing dengan pangan, lahan pertanian maupun hutan.
Karena pohon ini hidup di tepi laut bahkan buahnya-pun jatuh ke laut, bisa menjadi inspirasi bagi negeri-negeri gersang di seluruh dunia seperti MENA (Middle East and North Africa), bahwa selagi mereka masih memiliki akses laut - mereka juga bisa menanam pohon ini.
Kepualuan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dan baru 5 pulau yang dihuni. Laut di antara pulau-pulai ini adalah laut-laut yang relatif tenang dan tidak dilalui kapal-kapal besar, membuat lautnya yang sekitar 100 kali lebih luas dari daratan 27 pulau tersebut - menjadi potensi yang sangat baik untuk budidaya microalgae air laut - yang juga bahan baku ideal untuk biofuels yang tidak berebut dengan pangan dan lahan pertanian maupun hutan.
Bila 10% saja wilayah laut Karimunjawa dijadikan lahan microalgae, maka kepulauan yang nampak 'kremun-kremun' dari Jawa ini bisa memproduksi bahan bakar setara 2,000 barrel per hari atau sekitar 1.4% dari kebutuhan BBM nasional kita. Itulah maka dia layak untuk dijadikan untuk model Net-Zero Islands, sekaligus menjadikan kepulauan yang indah di utara jawa ini sebagai edu-eco-tourism objects. Agar dunia juga belajar bahwa kita di Indonesia telah memiliki wawasan sustainability itu sejak 6 abad silam!