Kelapa Dua Raya 189 Depok, Jawa Barat 16951 Indonesia
+(62) 856-93-010101 admin@geraidinar.com
Mon - Fri 8.30 - 16.00 National Holiday Closed

Opportunity In The Aridity

Pasti bukan kebetulan bila bumi kelahiran para Nabi itu berada dalam wilayah yang paling gersang di muka bumi, seluruhnya terlahir di wilayah yang sekarang disebut MENA - Middle East and North Africa. Bahkan seluruhnya pernah singgah di suatu tempat yang sama, sehingga ketika dimensi waktu itu di-freeze dan yang tinggal adalah dimensi ruang - maka bertemulah seluruh Nabi itu di suatu tempat yaitu Al-Aqsha pada malam Isro'- Mi'raj.

Keberadaan mereka di daerah-daerah yang sangat gersang tersebut juga terkait dengan misi para Nabi tersebut, yaitu untuk memakmurkan bumi, seperti terungkap dalam ucapan Nabi Soleh 'Alaihi Salam "...Dia menjadikan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya" (QS11:61)

Adapun kemakuran itu indikator fisiknya berkembang dari waktu ke waktu, Selama ribuan tahun rezeki berupa buah-buahan, tanaman, ternak, emas dan perak menjadi indikator kemakmuran. Di abad terakhir, indikator kemakmuran bertambah dengan energi dan teknologi. Negara-negara kaya-pun di Eropa saat ini lagi klimpungan karena supply energinya terancam - yang berarti kemakmurannya juga terancam.

Dalam tiga dasawarsa kedepan, indikator kemakmuran itu akan bertambah satu lagi yaitu rendahnya emisi. Negara-negara yang paling bisa menurunkan emisi netto-nya adalah negara-negara yang paling makmur. Lantas apa kaitannya ini dengan bumi para nabi tersebut di atas?



Emisi netto bisa ditekan melalui dua cara yaitu do your best - mengurangi emisi semaksimal mungkin, dan remove the rest - menyerap kembali emisi yang masih terpaksa ada. Dan yang terakhir inilah yang relevan dengan bumi para Nabi tersebut, karena yang di-recognized sebagai carbon removal salah satunya adalah menanam pohon di tempat yang semula gersang.

Bisa kita lihat sekarang potensi bumi para Nabi tersebut, hampir seluruhnya sangat gersang - Anda mananam dimanapun - tinggal tanam dan sudah menjadi instrumen carbon removal. Maka kemakmuran berikutnya sangat bisa jadi akan muncul di daerah yang namanya MENA ini.

Apa relevannya dengan kita yang di Indonesia? Kita malah punya dua peluang. Pertama kita bisa makmur dengan menanam di 14 juta hektar lahan kritis dan sangat kritis yang kita miliki. Kedua chance terbesar untuk menanam di wilayah MENA itu juga sangat bisa jadi ada di kita.

Karena sumber air yang ada di wilayah tersebut hanya air laut, maka yang bisa tumbuh subur adalah tanaman-tanaman yang tahan air asin, seperti bakau, nyamplung, pongam, kelapa dlsb. Jadi bila Anda lihat kegersangan dimanapun, Anda lihat peluangnya sekarang - disitulah kemakmuran berikutnya akan datang. InsyaAllah.