Sebelum Antrian Bahan Bakar Mengular
Kalau negeri-negeri Eropa baru pada tingkat kawatir akan tidak cukupnya energi untuk musim dingin nanti, sejumlah negeri di Asia hari-hari ini sudah didera krisis. Antrian bahan bakar mengular menjadi jamak di Asia seperti Sri Lanka, Laos, Pakistan dan bahkan negeri dengan jumlah penduduk lebih dari 1 Milyar seperti China dan India mulai menggilir listrik untuki industrinya.
Dalam situasi seperti ini program penurunan CO2 menjadi kacau-balau, karena fokus utama negara-negara di dunia adalah asal ada energi yang terjangkau, energi bersih menjadi tidak lagi menjadi prioritas. Apakah hal yang sama bisa terjadi di negeri tercinta kita ini ?
Tergantung pada kekuatan pemerintah untuk terus mensubsidi energi bagi rakyatnya. Namun karena semua faktor yang menyebabkan krisis energi di Asia tersebut juga ada di Indonesia, yaitu kombinasi antara supply minyak yang terbatas, perang Ukraina dan dampak ikutan pandemi - maka bila tidak diantisipasi, hal yang sama dikhawatirkan juga sangat bisa terjadi di negeri ini.
Salah satu bentuk antisipasi itu adalah literasi energi ke seluruh pemangku kepentingan dan juga masyarakat luas, pertama adalah untuk berhemat dalam penggunaan energi yang masih ada, dan kedua sangat serius mengembangkan energi alternatif yang bersih dan menggunakan bahan yang melimpah di negeri ini.
Poin kedua inilah yang menjadi fokus kami, bahan bakar bersih bisa dihasilkan dari minyak nabati apapun - termasuk minyak yang tidak enak dimakan (non edible) yang bisa tumbuh sangat baik di negeri ini seperti nyamplung, jarak, kemiri sunan, pongam dlsb. Bahkan bahan bakar bensin maupun solar bisa juga dihasilkan dari biomassa yang melimpah seperti limbah pertanian dan sampah padat perkotaan.
Kajian ilmiah untuk bahan bakar dari minyak nabati dan biomassa tersebut sudah tidak terhitung jumlahnya, bahkan rancang bangun mesin-mesinnya juga sudah selesai kami siapkan. Hanya saja kami bukan Elon Muslk yang bisa mewujudkan semua gagasannya dengan sumber daya sendiri, kami butuh dukungan dari para stakeholders yang memiliki kepedulian dan mengantisipasi problem yang sama. InsyaAllah kita bisa mencegah agar tidak ada antrian bahan bakar yang mengular.