Waste To Energy Enabler - Converting Liability Into Asset
Sumber energi yang murah dan melimpah di seluruh pelosok negeri ini dari kota-kota besar sampai pelosok desa terpencil adalah sampah atau limbah. Bila di kota bentuknya adalah sampah padat perkotaan, bila di desa adalah limbah pertanian, peternakan dan limbah hutan.
Karenanya sejak lima tahun lalu kami fokus mengembangkan mesin atau reaktor konversi energi untuk merubah dari liability - ketika dia masih berupa sampah atau limbah, menjadi aset ketika kita bisa ubah menjadi enerrgi. Yang sudah sering saya unggah sejak beberapa tahun lalu adalah reaktor gasifikasi kami yang merubah sampah menjadi syngas (synthetic gas), prosesnya sendiri terjadi pada suhu sekitar 1,000 derajat Celcius - dengan sumber panas internal - yaitu dari sebagian sampah atau limbah itu sendiri.
Apa jadinya bila reaktor tersebut kami turunkan suhunya, tidak lagi perlu 1,000 tetapi cukup 700 derajat Celcius? Hasil utamanya bukan lagi syngas tetapi mayoritasnya berupa bio-oil. Dan ini lebih mudah dimanfaatkan ketimbang syngas, dengan upgrading melalui fuzzy reactor - bio-oil ini sudah bisa dirubah menjadi bensin, solar maupun bahan bakar industri (mazut).
Bio-oil ini pula antara lain yang dilirik negara-negara Eropa yang lagi panik untuk memenuhi kebutuhan energinya akibat perang Ukraina. Tanpa diproses lebih lanjut-pun bio-oil ini bisa digunakan sebagai pengganti heating oil dengan sedikit modifikasi di boilernya. Selain murah, bio-oil tergantung prosesnya akan dapat menurunkan emisi CO2 antara 80% sampai 94% lebih rendah dari emisi CO2 heating oil yang biasa dipakai di negara dingin hingga kini.
Kita yang hidup di negeri tropis ini tidak butuh heating oli, tetapi kita sangat butuh membersihkan kota-kota kita dari sampah dan kita juga sangat butuh energi bersih, maka reaktor seksi yang kami beri nama Esse ini bisa jadi solusi kota-kota kita yang masih terus dihantui problem sampah, juga daerah-daerah terpencil yang masih perlu subsidi ekstra mahal untuk biaya transportasi bahan bakarnya.