Road 2 Mecca
Ketika Nabi Ibrahim AS dperintahkan Allah untuk memanggil manusia untuk berhaji, dia bertanya kepada Allah : "Ya Rabb, bagaimana aku bisa memanggil manusia, sedangkan suaraku tidak bisa sampai?". Allah tetap memerintahkannya :"Panggillah, nanti Kami yang menyampaikannya". Maka kaum muslimin di seluruh dunia kini telah menerima panggilan ini,.
Tetapi ada manfaat dari berhaji yang kaum muslimin rata-rata justru tidak mendapatkan nya saat ini, padahal selama ribuan tahun manfaat ini melekat pada orang-orang yang pergi berhaji, yaitu manfaat dunianya disamping manfaat akhiratnya. Petunjuk Al-Qur'annya juga sangat detil dijelaskan Ibnu Katsir dari dua ayat di surat Al-Hajj yaitu ayat 27 dan 28.
Manusia akan merespon panggilan Ibrahim tersebut di atas dengan berjalan kaki dan naik segala unta yang kurus - jaman ini adalah berjalan kaki atau naik segala macam jenis kendaraan. Nah, mungkinkah kita melakukan ini di jaman sekarang? berjalan kaki ke Mekah atau naik kendaraan darat? Ternyata ayat-ayat tersebut-pun tetap bisa dijalankan penuh saat ini. Bahkan manfaat yang semula hilang dari kita , justru akan bisa kembali - yaitu manfaat berupa perdagangan sepanjang jalan menuju ke Mekah dan baliknya.
Dengan teknologi sekarang, kita bisa melihat setiap jalan, belokan, jembatan penyeberangan dlsb yang bisa kita lalui dari rumah kita sampai Mekah. Dari Jakarta butuh sekitar 100 hari jalan kaki ke Mekah, atau 2 sampai 4 pekan naik kendaraan. Bisa dibayangkan aktivitas ekonomi yang timbul bila ini kita lakukan, rumah singgah, bahan pangan, bahan bakar dlsb akan menjadi ekonomi umat sepanjang jalan.
Bagaimana dengan pekerjaan kita, tanggung jawab kita ke keluarga ke perusahaan/instansi tempat kerja kita dlsb, selama kita tinggal berhaji ? Tidak masalah juga karena toh selama ini kita sudah terbiasa work from home, timggal menggantinya menjadi work from the road to Mecca. Inipun sejalan dengan hadits Nabi SAW, yang melarang kita bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali ke tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.
Kalau kaum muslimin di seluruh dunia melakukan hal ini, maka ekonomi akan tumbuh di setiap jalan yang menuju Mekah, padahal setiap jalan juga menuju mekah tergantung dimana kita berada. Inilah sajadah panjang itu, apapun yang kita lakukan dan dimanapun - termasuk aktifitas ekonomi kita - kita lakukan dalam konteks 'jalan menuju ke Mekah', jalah untuk bertakbir, bertahmid dan bertasbih merespon seruan Bapak para Nabi.
Contoh aplikasi ekonominya seperti apa? Renewable Energi berupa bahan bakar drop-in biofuels yang bisa diolah dari minyak nabati maupun sampah organik, bisa hadir di setiap jalan yang dilalui oleh jema'ah haji di seluruh dunia tersebut. Selain melayani jemaah haji dan umroh - yang ada sepanjang tahun, tentu juga berfungsi menyediakan local fuels bagi masyarakat setempat. Inilah makna haji yang lebih luas itu, liyasyhaduu manaafi'a lahum - agar mereka melihat manfaatnya bagi mereka